Indonesia, AS Diskusikan Rencana Evakuasi Gaza

Rizal Santoso
Rizal Santoso

Sebagai jurnalis yang berpengalaman lebih dari 15 tahun di media Indonesia, saya berkomitmen untuk menyajikan informasi yang relevan dan otentik agar pembaca lebih dekat dengan keragaman Indonesia.

Jakarta. Kepala Diplomat Indonesia dan AS baru -baru ini membahas rencana Jakarta untuk sementara mengevakuasi beberapa warga Gaza ke negara Asia Tenggara.

Menteri Luar Negeri Sugiono saat ini berada di Washington DC sebagai bagian dari delegasi tingkat tinggi yang akan melobi pemerintah AS atas tarif timbal baliknya. Pesanan bisnis pertamanya adalah bertemu dengan Sekretaris Negara AS Marco Rubio pada hari Rabu waktu setempat. Sebuah pernyataan menteri mengungkapkan bahwa pertemuan mereka tidak hanya berputar di sekitar reformasi ekonomi Indonesia yang sedang berlangsung, sesuatu yang ditawarkan Jakarta untuk menenangkan Presiden AS Donald Trump. Pembicaraan bilateral juga menyentuh rencana evakuasi yang kontroversial. Presiden Prabowo Subianto belum lama ini mengusulkan bahwa Indonesia dapat melindungi setidaknya 1.000 warga Gaza, yang terdiri dari yang terluka dan mereka yang yatim piatu oleh perang, untuk saat ini sampai cukup aman bagi mereka untuk kembali.

“Pemerintah Indonesia siap mengevakuasi sekitar 1.000 warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk yang terluka, untuk menerima perawatan medis di Gaza. Mereka kemudian akan dikembalikan ke Gaza sesudahnya,” kata Sugiono.

Dia juga mengatakan kepada Rubio bahwa Indonesia masih tidak setuju dengan upaya apa pun untuk memindahkan orang -orang Palestina keluar dari tanah air mereka.

Pernyataan pers menteri tidak mengatakan bagaimana Rubio menanggapi rencana tersebut. Juru bicara Rubio Tammy Bruce juga tidak menyebutkan rencana evakuasi, apalagi situasi dalam kantong yang dilanda perang dalam pembacaannya. Namun, Bruce mengatakan dua menteri luar negeri “menggarisbawahi pentingnya terus memajukan kemitraan kami.”

Menteri Luar Negeri Sugiono bertemu dengan Sekretaris Negara AS Marco Rubio di Washington DC pada 16 April 2025 waktu setempat. (Foto milik Kementerian Luar Negeri)

Rencana evakuasi Gaza Prabowo menarik kritik dari kelompok -kelompok Muslim, terutama karena proposal itu datang pada saat Indonesia berusaha menegosiasikan tarif. Buya Anwar Abbas, wakil ketua Dewan Ulama Indonesia (MUI), mengatakan ia khawatir rencana evakuasi dapat mende-populate Gaza, membuat strip itu sangat rentan untuk diambil alih oleh pasukan Israel. Kelompok Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), juga membuat komentar serupa. Organisasi Muslim Muhammadiyah mengatakan bahwa pemerintah harus membuat pertimbangan menyeluruh terlebih dahulu.

Pekan lalu, Sugiono mengeluarkan klarifikasi, mengatakan bahwa Indonesia tidak berniat memindahkan orang -orang Palestina keluar dari tanah air mereka. Indonesia juga berupaya berkonsultasi dengan otoritas Palestina dan negara -negara lain di wilayah tersebut sebelum benar -benar mengevakuasi rakyat. Menteri mengatakan bahwa Indonesia belum memutuskan kapan itu benar -benar akan membawa Palestina, mengutip bahwa proses tersebut juga akan membutuhkan persiapan teknis.

Awal tahun ini, tim Trump mengusulkan rencana untuk memindahkan sekitar 2 juta warga Palestina di tempat lain, dengan Indonesia terdaftar sebagai salah satu negara tuan rumah yang mungkin. Indonesia membantah pada saat itu laporan seperti itu, dengan juru bicara Sugiono Rolliansyah “Roy” Soemirat mengatakan bahwa pemerintah “tidak pernah menerima informasi tentang hal ini”. Indonesia juga menolak laporan media Ibrani baru -baru ini bahwa dalam pembicaraan untuk membuat beberapa warga Gaza mengambil pekerjaan konstruksi di negara itu.

Otoritas setempat melaporkan bahwa pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 51.065 orang dan melukai 116.505 di Gaza sejak konflik meningkat pada 7 Oktober 2023.