Ketua DKM At Taufik Kuningan Islamic Center Soroti Program Dinas Sosial

Berita Sosial & Ekonomi

Kuningan – Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)At-Taufik Kuningan Islamic Center (KIC) KH. Aman Syamsul Falah menyoroti berbagai program yang digulirkan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kuningan, seperti Festival Pokmas Permakanan Lansia dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional Ke-28 Tahun 2024.

“Terus terang saya mengapresiasi berbagai program yang digulirkan Dinsos, diantaranya yang akan digelar pada 5 Juni 2024, yakni Festival Pokmas Permakanan Lansia dalam rangka Hari Lanjut Usia Nasional Ke-28, kegiatan itu digagas sebagai langkah membangun indahnya kebersamaan dengan seluruh lapisan masyarakat, terutama dengan para Lansia,” ujar Kiyai Aman, yang juga merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Miftahul Falah, Desa Cilowa, Kecamatan Kramatmulya itu.

Dimana dalam acara tersebut, menurut Kiyai Aman, akan dilaunching pula program Dinsos Beribadah, atau Dinas Sosial Berbagi Itu Indah, serta munculnya ide program Geser Sosial, atau Gerakan Seribu Rupiah Perhari.

“Program Geser ini dipokuskan untuk mengentaskan kemiskinan, sekaligus menurunkan angka stunting. Dimana kedepannya untuk menjalankan program ini akan dibuat sebuah organisasi independen, karena kaitannya dengan membangun trust, maka harus ada tenaga profesional yang ahli dibidangnya,” ungkapnya.

Diterangkan Kiyai Aman, dalam organisasi independen yang akan dibentuk tersebut terdiri dari gabungan atau kolaborasi dari seluruh Ormas Islam yang ada di Kuningan dan bekerja sama dengan Dinas Sosial, dengan lembaga yang disebut Geser Sosial.

“Saat seluruh Ormas Islam Kabupaten Kuningan berembuk bersama Dinsos, pada Rabu (29/5/2024), awalnya saya mengusulkan program Geser Stunting, namun kemudian berkembang, agar tidak terlalu spesipik, dan bisa bersipat lebih umum, akhirnya mengkerucut, dan kita berkesimpulan membuat sebuah lembaga, atau organisasi yang merupakan gabungan dari seluruh Ormas Islam, yang disebut dengan Geser Sosial,” terang Kiyai Aman.

Kiyai Aman menuturkan, dalam istilah kemiskinan itu ada kemiskinan struktural, juga ada kemiskinan kultural, dan untuk mengentaskannya semua pihak harus bekerja sama, terutama dalam mengedukasi masyarakat agar tidak cenderung konsumtif, tetapi harus lebih produktif.

“Nah keberadaan lembaga ini pengalokasiannya untuk membangun sebuah ekonomi berbasis kemasyarakatan. Kita akan memberi kail, bukan ikan, dengan secara bertahap kita membuat sebuah sistem usaha dalam upaya pengentasan kemiskinan, Insha Allah secara profesional dan transparan,” tutur Kiyai Aman. (Yud’s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *