Penulis : H. Yusron Kholid, S.AG, M.Si. (Mantan Kepala Kantor Kementerian Agama Kuningan)
Pertarungan elektabilitas bakal lebih seru ketika H. Dian Rahmat Yanuar berhadapan dengan M. Ridho Suganda, apabila H. Acep Purnama dipastikan tidak ikut kontestasi.
Namun, terlepas apakah pada Pilkada 2024 akan ada dua atau tiga Paslon Bupati – Wakil Bupati, apabila Ridho – Dian yang merupakan dua figur terbaik daerah diprediksi paling unggul dan sulit untuk dikejar popularitas serta elektabilitasnya.
M. Ridho Suganda sebagai mantan wakil bupati Kuningan periode 2018-2023 merupakan anak putera bungsu dari Alm. H. Aang Hamid Suganda bupati dua periode juga Almh. Bunda Hj. Utje Choiriyah bupati Kuningan periode 2013-2018.
Alm. H. Aang Hamid Suganda selain dikenal sebagai Bapak Pembangunan Daerah, juga miliki kharisma yang cukup melegenda dan disegani, yang karakternya itu sebahagian ada terwariskan kepada anak bungsunya yakni M. Ridho Suganda.
M. Ridho Suganda sendiri selain ketua KONI Kuningan dikenal sebagai aktifis muda sekaligus pengusaha yang sukses.
Sedangkan H. Dian Rahmat Yanuar merupakan pejabat karier yang saat ini masih menjabat Sekretaris Daerah pada Pemkab Kuningan.
H. Dian miliki se-abreg pengalaman organisasi dari mulai Ketua GP Anshor, KNPI, Pelti, Ketua KORPRI, dan sering menduduki jabatan strategis lainnya di daerah.
Kedua figur itu secara politik miliki akar rumput yang berbeda, karena M. Ridho murni sebagai aktivis dan politisi, sementara H. Dian itu aktivis dengan basic Aparatur Sipil Negara.
Banyak yang memprediksi apabila M. Ridho berpasangan dengan H. Dian, maka kontestasi Pilkada 2024 akan dimenangkan oleh pasangan Ridho-Dian.
Tetapi, jika keduanya masing-masing diusung gabungan Parpol untuk menjadi K.1, maka keseruan ditentukan oleh siapa masing masing pendamping sebagai calon K.2.
Secara lahiriyah, jika Ridho-Dian berpasangan, para pendatang baru wajib hukmiyah berhitung seksama mengingat jika bulan ini Pilkada dihelat, maka pemenangnya Insha Alloh Ridho-Dian.
Ikhtiar lahir para ketua Parpol untuk terus jalin komunilasi dengan sesama Parpol merupakan upaya strategis yang tak menutup kemungkinan sebagai langkah penyerapan aspirasi arus bawah, khususnya berkenaan dengan pencermatan siapa yang paling layak untuk menjadi bakal calon wakil bupati jika M. Ridho dan Dr. Dian masing-masing keukeuh dimajukan sebagai calon bupati.
Tentu semua berpulang kepada seleksi alam serta dinamika politik Fa aina tadzhabun atau luasnya hendak dibawa kemana Kuningan tercinta. (***)