GURU YANG TERGERUS JAMAN

Artikel Pendidikan

Penulis : Dedi, S.Pd

Guru merupakan seorang sosok yang di gugu dan tiru. Guru kencing berdiri siswa kencing berlari, mungkin itu pribahasa yang cocok untuk pengertian sosok yang di gugu dan di tiru. Oleh guru peserta didik di didik menjadi generasi muda yang pintar, bermartabat, dan bermoral. Jagan tanyakan berapa gaji dan tunjangan guru ! Karena semua itu tidak sebading dengan jasa-jasa yang dilakukan. Dedikasi dan pengorbanan seorang guru untuk mencerdaskan bangsa akan selalu terukir dan dikenang sepanjang masa walaupun jiwa sudah berpisah dengan raga.

Namun, dewasa ini, pandangan sosok guru sebagai panutan dan sebagai orang tua semakin luntur tergerus jaman. Hal ini tercermin banyaknaya kasus kekerasan di ranah pendidikan yang menimpa guru. Guru seperti memakan buah simalakama. Dalam menjalankan tugasnya, guru selalu di bayangi rasa takut pada hukum dan aturan.Bahkan guru merasa bingung untuk berbuat ketika para peserta didik berulang kali melanggar aturan.

Kondisi sekarang berbeda dengan kondisi jaman dulu. Dulu peserta didik lebih patuh dan hormat kepada guru. Ketika berjalan dan berbicara senantiasa menjaga kesopanan. Ketika dinasehati mereka mendengarkan dan memperhatikan dengan seksama. Jika ada guru yang sakit, langsung beramai-ramai kerumahnya walaupun jaraknya jauh. Ketika di perintah guru langsung mendengarkan, bahkan malu dan takut kalau kesekolah sebelum mengerjakan tugas.Siswa dulu menganggap guru sebagai orang tua sehingga sangat menghormatinya. Meskipun kadang guru itu keras. Tapi, siswa menggangap hukuman itu pelajaran dan konsekuensi dari kesalahan.

Sedangkan murid jaman sekarang cenderung kurang menghormati guru, bahkan cenderung berani, melawan, dan berbicara dengan kata-kata yang negatif. Ketika dinasehati sering membantah. Ketika diperintahkan guru untuk mengerjakan tugas mengrutu dan tidak mengerjakan dengan baik. Siswa sekarang lebih senang kalau gurunya tidak hadir dalam proses KBM dan lebih senang bermain dan jajan.

Jaman telah berubah, dulu tahun 1990-an guru dijuluki pahlawan tanpa tanda jasa, dihormati, disegani, dimuliakan, menjadi teladan bagi semua kalangan masyarakat. Jaman sekarang terbalik, perkembangan jaman dan teknologi semakin pesat. Berbagai undang-undang masalah HAM mulai lahir. Sosok guru jaman sekarang seakan bukan lagi sebagai pahlawan pendidikan. Sosok guru dianggap sebagai fasilitator batu loncatan siwa menuju masa depanya. Bahkan dianggap sebagai mesin akademik tanpa timbal balik. Tidak mengherankan kasus kekerasan pada guru selalu marak terjadi akhir-akhir ini. Hal ini menandakan melemahnya etika dan tata karma generasi muda bangsa Indonesia.

Dari kenyataan kasus penganiyaan yang terjadi, bukan saja menandai bahwa ada yang salah mengenai pembelajaran etika, tata krama, dan budi pekerti para peserta didik. Kenyataan ini sekaligus menunjukkan perlunya pembelajaran mengenai pembentukan karakter pada siswa. Proses KBM bukan hanya mengedepankan prestasi akademik tapi harus di barengi pembelajaran tentang budi pekerti. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *