Para Peneliti Penasaran Harimau Jawa Masih Ada

Berita Ragam

Jakarta – Setelah 43 tahun dinyatakan punah, harapan baru masih hidupnya Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) kembali timbul, dengan ditemukannya sehelai rambut hewan di pagar pembatas kebun rakyat dengan jalan setapak Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

Dilansir dari CNN Indonesia, Union for Conservation of Nature (IUCN) mengategorikan spesies tersebut sudah punah sejak era 1980, dan penampakan terakhir Harimau Jawa bahkan terkonfirmasi pada 1976 silam di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Demikian juga Harimau Bali, dinyatakan punah pada 2008, dan saat ini yang tersisa di Indonesia hanya spesies Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae).

Rambut harimau yang menyangkut di pagar Desa Cipeundeuy itu ditemukan oleh Kalih Reksasewu, berdasarkan laporan Ripi YanuarFajar yang berpapasan dengan hewan mirip Harimau Jawa pada malam hari, 19 Agustus 2019. Ripi adalah penduduk lokal Desa Cipeundeuy.

Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti, menyebut analisis DNA menunjukkan pontensi bahwa sampel rambut harimau di Sukabumi itu datang dari Harimau Jawa. Spesimen itu masuk dalam kelompok Harimau Jawa yang ada dalam koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.

“Hasil perbandingan antara sampel rambut Harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06 persen dengan Harimau Sumatera, dan 96,87 persen dengan Harimau Benggala. Sedangkan spesimen Harimau Jawa koleksi MZB memiliki 98,23 persen kemiripan dengan Harimau Sumatera,” kata Teti, sapaan akrab Wirdateti, melalui keterangan tertulis pada Senin, 25 Maret 2024.

Tak hanya rambut, keyakinan soal sisa spesies Harimau Jawa ini diperkuat oleh prosedur ilmiah lainnya, yakni bekas cakaran mirip harimau di sekitar pagar desa semakin menguatkan niat para peneliti untuk menggelar observasi lanjutan.

Membandingkan sampel rambut harimau dengan spesimen koleksi MZB, menjadi identifikasi awal para peneliti, kemudian dicocokan juga dengan subspesies sampel harimau lain diataranya dengan Harimau Bengal, Amur, Harimau Sumatera, serta Macan Tutul Jawa. Hasil studi pohon filogenetik menunjukkan sampel rambut Harimau Sukabumi dan spesimen harimau koleksi MZB berada dalam kelompok yang sama, namun terpisah dari kelompok subspesies harimau lain.

Wawancarapun dilakukan Teti bersama timnya terhadap Ripi Yanuar Fajar yang mengaku melihat harimau tersebut, di sela survei sampel pada 15-19 Juni 2022, di lokasi temuan sampel rambut, untuk memperkuat observasi.

Analisis genetik DNA, menurut Teti, memiliki tingkat sensitifitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengklarifikasi ketidakpastian taksonomi. Peneliti masih harus merekonstruksi filogeografi dan demografi untuk menyelidiki nenek moyang genetik subspesies.

Ekstraksi DNA total dari rambut tersebut menggunakan perangkat khusus, Dneasy Blood and Tissue Kit. Pemakaiannya sesuai protokol yang telah dimodifikasi dengan menambahkan proteinase, karena tingginya kandungan protein pada rambut.

“Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer khusus untuk harimau. Selanjutnya, seluruh hasil sekuens nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank,” tutur Teti. “Urutan komplemen antara primer forward dan reverse diedit menggunakan Chromas Pro.”

Dijelaskan Teti, semua urutan nukelotida dugaan Harimau Jawa dibandingkan dengan data sekuen Genbank National Center for Biotechnology Information (NCBI). Kemudian penyelarasan DNA dilakukan menggunakan Clustal X dan data dianalisis menggunakan MEGA—perangkat lunak untuk memeriksa hasil pohon filogenik suatubiota.

Harimau Jawa merupakan hewan endemik Pulau Jawa yang tersebar di hutan dataran rendah, semak belukar, dan perkebunan. Sayangnya, dulu hewan ini diburu karena dianggap sebagai pengganggu. Habitat Harimau Jawa diubah menjadi lahan pertanian dan infrastruktur. (***)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *