Pertanian Organik Jawaban dari Revolusi Hijau

Artikel Sosial & Ekonomi

Penulis : Dedi, S.Pd

Di balik revolusi hijau

Pertanian organik sudah di kenal sejak tahun 1930 oleh masyarakat. Waktu itu pupuk organik digunakan petani sebagai pupuk utama bagi tanaman, penyubur, dan pengembur tanah.

Sejak diberlakukanya revolusi hijau tahun 1960-an, petani mulai mengunakan pupuk kimia dan meningalkan pupuk organik dengan alasan pupuk kimia lebih praktis, murah, dan mudah di dapat di bandingkan pupuk organik yang memerlukan waktu, tenaga banyak, dan pengunaanya lebih banyak.

Dampak penggunaan pupuk dan pestisida kimia

Sejalan dengan berjalanya waktu, petani mulai merasakan dampak dari pengunaan pupuk dan pestisida kimia yang dilakukan tanpa mempertimbangkan dampak negatifnya bagi manusia dan lingkungan. Dosis pupuk kimia yang terus meningkat menyebabkan kondisi tanah mengalami penurunan kualitas kesuburan. Tanah menjadi keras dan keseimbangan unsur hara maupun mikroorganisme tanah terganggu.

Selain penggunaan pupuk kimia yang berlebihan pestisida kimia juga diberikan tanpa pertimbangan lingkungan. Penggunaan pestisida kimia yang kurang bijak ini menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem maupun kesehatan manusia.

Kesadaran petani akan dampak penggunaan pupuk kimia

Melihat kenyataan tersebut sudah seyogyanya para petani tumbuh kesadaran dan berpikir sehat jauh kedepan,akan dampak negatif pengunaan pupuk buatan dan sarana pertanian moderen lainya dan meningalkan pradigma lama tersebut untuk beralih ke pradigma baru dengan mengunakan pupuk organik.

Para petani harus mulai mengali bahan-bahan sekitar kita yang bisa dimanfaatkan untuk menganti bahan kimia tersebut. Tentunya bahan yang ramah lingkungan dan dapat menunjang pertumbuhan dan perkembangan tananaman.

Banyak ragam atau jenis bahan yang dapat di gunakan untuk pupuk organik. Misalnya limbah industri, limbah pertanian, limbah pabrik, limbah peternakan, limbah pasar, dan limbah rumah tangga. Selain itu, biofungisida hayati, ZPT organik, asam humat organik, trichoderma, galiocladium, dan pestisida organik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *