Memilih Sosok Amanah Untuk Menjadi Pemimpin Dalam Pandangan Dewi Puspita Sari

Berita Parlementer

Kuningan – Masuknya Dewi Puspita Sari, wanita yang selama ini aktif di bidang sosial kemasyarakatan, khususnya segi keagamaan dan ekonomi, dengan basic pekerjaan pada jasa keberangkatan umroh semakin mewarnai kontestasi calon anggota DPRD Kabupaten Kuningan, dalam Pemilu tahun 2024.

Dewi yang secara resmi turut berkiprah dalam pesta demokrasi sebagai calon legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Kuningan, dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), nomor urut 12, daerah pilihan (Dapil) 2, yang meliputi Kecamatan Kramatmulya, Jalaksana, Japara, Cigandamekar, Cilimus, Pancalang, mandirancan, dan Pasawahan itu lebih konsentrasi dengan mengangkat produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Karena menurutnya, dengan cara itu masyarakat bisa terangkat derajat secara ekonomi melalui usaha mandiri, dengan bantuan pembekalan ilmu jiwa wirausaha, atau entrepreneurship, sekaligus permodalan yang tidak memberatkan, namun jika dijalankan sungguh-sungguh, usaha tersebut tak hanya dapat berjalan baik, tetapi juga menghasilkan keuntungan yang signifikan.

Dalam perjalannya di arena kampanye Pemilu 2024, Dewi lebih mengedepankan prinsip “Pemilu Bahagia, Pemilu Bersih”, dan mengaku lebih banyak mendengarkan segala masukan dari warga, karena dengan begitu akan lahir problem solving yang akan direalisasikan saat dirinya diberi kehendak Allah SWT menjadi anggota DPRD Kabupaten Kuningan.

Selain itu, Dewi menegaskan, jika suara masyarakat itu sangat berharga, sehingga sangat mentabukan money politik. Meningat, cerahnya masa depan kehidupan masyarakat, masa depan bangsa tidak bisa dibeli dengan uang jumlah puluhan ribu, atau ratusan ribu.

“Namun dari pemimin yang amanah, yang lahir bukan karena haus kekuasaan, dengan menabur banyak uang di awal, tetapi dari pemimpin yang hadir karena kehendak nurani rakyat, dan memiliki niat sepenuhnya mengabdikan diri untuk kepentingan bangsa juga negara,” ungkap Dewi.

Untuk itu, dia memaparkan sedikit tutorial untuk memberikan amanah kapada calon pemimpin, yang bisa dilihat dari cara Rasulallah dalam memilih pemimpin, diantaranya, jujur, adil (bisa menempatkan sesuai posisi), amanah (menempatkan tepat sasaran), bertanggung jawab (atas amanah dari masyarakat), serta dicintai dan mencintai masyarakat.

“Dia yang dicintai dan mencintai masyarakat, yakni yang mau berbaur tidak hanya sekedar saat Pemilu, tetapi saat menjabatpun harus. Seperti, harus mau mengawasi segala program untuk masyarakat sampai tidak kepada yang berhak menerimanya, dan sebagainya,” tutur Dewi. (Yud’s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *