Bahasan Sulosi Untuk Warga Terdampak Polusi Pintu Air Bendungan Kuningan

Berita Sosial & Ekonomi

Kuningan – Tindaklanjuti hasil kunjungan ke Dusun Wanaasih, Desa Randusari, Kecamatan Cibingbin, daerah terdampak polusi udara dan kebisingan pintu air Bendungan Kuningan, Sekretaris Daerah Kabupaten Dr. Dian Rachmat Yanuar, M.Si undang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung untuk membahas penyelesaian persoalan yang menjadi keluhan warga tersebut, di Ruang Kerja Sekda, Senin (29/1/2024).

Sebelumnya, sepekan silam, atau tepatnya pada Selasa (23/1/2024) Dian turun ke lokasi, dan menyimak langsung keluhan dari warga setempat, soal polusi udara dengan bau menyengat, menimbulkan masalah pada pernafasan, bahkan terdapat warga yang hingga mengalami sesak napas, mual, pusing. Lebih ironisnya lagi, tak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga pada hewan ternak domba yang berada di sekitar area pintu air.

Pada kesempatan itu, Kepala Desa Randusari Tata Kasta, bersama Camat Cibeureum Nana Kusmana, S.Ip mengungkapkan, jumlah rumah di sekitar wilayah pintu keluar air Bendungan Kuningan yang terdampak langsung sebanyak 53 unit, atau sekitar 160 jiwa dari jumlah 150 KK, dan semakin hari mereka semakin merasakan ketidaknyamanan akibat polusi yang berdampak pada gangguan aktivitas, dan kesehatan.

“Dengan kondisi memperihatinkan yang dihadapi, masyarakat meminta untuk dilakukan penanganan terhadap gangguan polusi tersebut. Bahkan, masyarakat terdampak tidak keberatan jika akan dilakukan relokasi. Dimana usulan relokasi dari masyarakat ini akan kami sampaikan ke pihak pemerintah daerah,” ungkap Tata.

Sementara, usai acara rapat bersama, Sekda Dian menyampaikan, bahwa sebagai tindak lanjut dari penyampaian keluhan warga Dusun Wanaasih, Desa Randusari, pihak BBWS berjanji akan pada Bulan April-Mei 2024 akan berupaya menggunakan teknologi untuk penanganan polusi udara, serta akan bekerjasama untuk melakukan penanaman pohon di sekitar wilayah terdampak, demi mengurangi polusi udara.

Sedangkan, lanjut Dian, sebagaimana disampaikan kepala desa atas permohonan warga setempat untuk dilakukan relokasi, pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan akan mendorong permintaan warga tersebut, hingga warga terdampak bisa merasakan kembali kenyamanan dan kesehatan.

“Langkah sementara sudah dilakukan rapid air dengan uji laboratorium oleh Labkesda, pemeriksaan kepada hewan ternak, serta dilakukan pemeriksaan mendalam bagi warga yang terdampak, semoga ini dapat dibantu juga oleh BBWS,” harapnya.

Dilain pihak, Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro, ST, MM, MT berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan yang telah memfasilitasi untuk duduk bersama, seraya berharap segera diperoleh solusi bersama untuk mengantisipasi keluhan warga.

“Setelah adanya surat tertulis relokasi rumah, kami akan usulkan ke Jakarta untuk menindaklanjutinya. Dalam waktu dekat ini akan dilakukan inovasi seoptimal mungkin, dengan penggunaan teknologi untuk mengurangi polusi udara dan perbaikan saluran air pembuangan di pintu air,” tutur Agus. (Yud’s)

Turut hadir dalam rapat bersama tersebut, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda, serta Kabag Perekonomian dan SDA Setda. (Yud’s)

1 thought on “Bahasan Sulosi Untuk Warga Terdampak Polusi Pintu Air Bendungan Kuningan

  1. Pada dasarnya, infrastruktur memang sangat dibutuhkan utk keberlangsungan sumber daya manusia dan akan bermanfaat di masa yang akan datang. Terutama suatu bendungan, bisa bermanfaat utk mnmpung air saat kekeringan, dan bsa mnmpung air saat hujan, selma sdh diperkirakan brp besar volumenya.
    Sayangnya, pembangunan dalm sstem skrg (notabene buatan mnusia) mndhulukan pmbangunn tnpa mmkrkan dmpak kedepannya. Krena, mmntingkan investasi yg akn diperoleh. Dan keuntungn materi yg lainnya.
    Padahal, sharusnya mmnta pndpt para ahli lingkungan dan wrga skitar. Apkh akn mngakibtkan polusi atau tdk? Karen yg akn mrsakan adlh wrga skitr pmbangun bendungan.
    Itulah peran negara, jk dlm islam harus betul² dipikirkan apkh byk manfaatnya atau bhayanya. Apbila msh bs diantisipasi dg cara lain, mgkn it yg didahulukan. Semisal utk mghndri banjir, bs dg mmksimalkan resapan air, utk musim kemarau bs mmbgn bendungan, aslkn diperhatikan amdal (analisis dmpak lingkungan).
    Semoga bisa segra diselsaikan polusi udranya, agar kmbali bersih dan nymn bagi warga sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *