Kuningan – Dilatarbelakangi terbukanya ruang distribusi karya seni di era digital yang memungkinkan seniman mudah mengakses market, para seniman se-Wilayah III Cirebon gelar acara diskusi dengan mengusung tema “Seniman Hasilkan Cuan”, di Aula Pertemuan, Lantai 2 Obyek Wisata J&J, Jalan Bojong-Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Sabtu malam (13/1/2023).
Diki Damamudin, Produser Eksekutif dari Moreplay Entertainment yang menjadi penggagas acara diskusi tersebut mengajak kepada seluruh peserta yang hadir untuk mulai menyeimbangkan idealisme dalam berkarya.
Dia menjelaskan, bahwa dari sudut pandang bisnis karya merupakan sebuah komoditi yang bisa dijual, namun tantangan terbesar dalam menjual karya adalah menemukan market. Dan sebagai tindak lanjut dari diskusi yang diselenggarakan, Diki berkeingian untuk melakukan kolaborasi dengan peserta yang hadir dalam beberapa project yang akan digarap manajemennya di tahun 2024.
“Sebagai langkah awal dalam merealisasikan project kolaborasi itu, di pertengahan Februari 2024 Moreplay Entertainment akan mengadakan lomba akting, nyanyi, tulis cerpen, cipta lirik, cipta lagu dan lomba video sinematik. Lomba ini bertujuan untuk menemukan bakat-bakat terpendam para insan kreatif yang ada di wilayah III. Jadi intinya, seniman se-Wilayah III Cirebon menyelenggarakan Diskusi Komersialisasi Karya Seni ini sebagai langkah adaptasi di era ketebukaan informasi,” jelas Diki.
Diki memperinci, dalam diskusi tersebut hadir 5 orang narasumber dari bidang seni yang berbeda, dan mereka adalah para profesional yang sudah berpengalaman di industrinya masing masing. Seperti, Tendi Murti, Co-Founder dan juga CEO salah satu start-up bidang Karya Tulis yakni KBM App.
“Sebagai narasumber, Tendi Murti membagikan trik mendulang rupiah dengan cara menulis, lebih lanjut dia mengabarkan bahwa salah satu top penulis di aplikasi KBM App mampu hasilkan 400 juta per bulan,” ungkap Diki.
Selain Karya Tulis, kata Diki, bidang selanjutnya yang menjadi bahan diskusi adalah musik. Pupun Dudiyawan gitaris band Kapten dan Ardhi Pardiansyah vokalis band Second Civil juga membagikan pengalaman mereka dalam meniti karir di dunia musik. Eksistensi, Konsistensi dan Persistensi merupakan kata kunci yang menjadi bahasan bidang musik dalam diskusi tersebut.
Sementara itu, Ence Bagus seorang Aktor layar lebar yang menjadi narasumber bidang film berpesan kepada para peserta diskusi, bahwa peluang untuk terpilih menjadi seorang aktor film di era sosmed sekarang ini jauh lebih mudah dibandingkan era konvensinal dulu. Dia mencontohkan seorang influencer yang memiliki banyak follower memiliki peluang yang lebih besar untuk dipilih menjadi pemain daripada aktor berpengalaman, namun tidak aktif di sosmed.
Hal itu juga diamini oleh Umank Ady, Sutradara Film Tausiah Cinta sekaligus founder Bedasinema Pictures. Selain, menceritakan pengalamannya memproduksi film layar lebar, Umank juga berpesan bahwa setiap sineas harus tetap menjaga idealismenya di tengah tuntutan komersialisasi agar karya yang dihasilkan masih akan tetap memiliki nilai di masa depan.
Pada kesempatan itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan Dr. Elon Carlan, M.M.Pd mengaku, sangat mengapresiasi kegiatan diskusi tersebut. Dia berkomitmen untuk terus membuat terobosan dan kebijakan yang berpihak kepada para komunitas seni di Kuningan agar geliat ekonomi dari kegiatan kreatif di kuningan tumbuh signifikan.
“Berbagai macam dukungan termasuk anggaran untuk menunjang kegiatan kreatif di Kuningan sudah sudah ditetapkan. Seperti mencontohkan, salah satu komitmen dukungan pemerintah adalah dengan memberikan bantuan biaya produksi kepada Rumah Film Afandi, satu komunitas film yang ada di Kuningan,” tutur Elon. (Yud’s)