Kuningan – Sebagai bagian dari upaya pemajuan seni dan budaya di daerah, Komunitas Teater Sado gelar rangkaian acara Pertunjukan Teater dan Pameran Karya Guru, dari tanggal 9 September hingga 8 Oktober 2023, di Gedung Kesenian Raksawacana, Jalan Veteran 52, Kuningan.
Sajian pertunjukan mahakarya kedelapan kalinya dari kelompok life presented in action yang digagas almarhum Aan Sugianto Mas itu dibuka dengan pemukulan gong oleh Bupati Kuningan H. Acep Purnama, SH, MH, didampingi Sekretaris Daerah Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, Jumat malam (8/9/2023).
Sekelumit kisah persahabatan dirinya dengan pendiri Teater Sado Aan Sugianto Mas dituturkan Bupati Acep saat membuka perhelatan yang akan diawali dengan sajian hari pertama pertunjukan Lakon Kalayuda, pada Sabtu (9/9/2023).
Acep mengaku, telah bersahabat dengan Aan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dan lulus bersama-sama dari SD 7 Kuningan pada tahun 1970, dan rumah Aan yang dahulu merupakan tempat belajar kelompok, saat ini menjadi sanggarnya Teater Sado.
“Almarhum memiliki karakter yang sangat bersahabat, sehingga dia memiliki banyak teman dan saudara. Ada sebuah nilai konsistensi yang dilakukan almarhum, terutama dalam hal seni. Beliau sangat tekun dan serius, apalagi ketika menggambar,” cerita Acep.
Kendati kini Aan telah tiada, namun Acep meyakini karyanya tidak akan lenyap dimakan usia. Dan konsistensinya pada seni telah melahirkan generasi penerus, sebagai pelestari nilai nilai karya Aan Sugianto Mas.
“Dengan pertunjukan Lakon Kalayuda, yang berarti kala itu waktu dan yuda adalah peperangan, dimana hikmah yang terkandung di dalamnya adalah bagaimana memenangkan peperangan demi sesuatu yang bernilai kebaikan. Terutama, berperang dengan diri sendiri dan batin. Untuk itulah diperlukan kewaspadaan dan kehati-hatian,” tutur Acep.
Seusai sambutan Bupati H. Acep Purnama, SH, MH, apresiasi kepada penyelenggara, para guru, dan para pemain teater disampaikan Sekretaris Daerah Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, karena Dian menyadari untuk terselenggaranya kegiatan itu membutuhkan ruang dan waktu. Apalagi pertunjukan teater, perlu latihan dan penjiwaan akan sebuah peran. Namun, kini perjuangan itu akan terwujud dalam tampilan di atas panggung.
Pertunjukan teater, kata Dian, merupakan sarana yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada penonton. Seni pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki potensi dalam menginspirasi dan mengedukasi di balik berbagai lakonnya.
“Lahirnya mahakarya seni Teater Sado, tak lepas dari sosok tokoh seniman Aan Sugianto Mas, dan saat ini kita bisa menyaksikan karyanya. Semoga karya beliau akan menjadi rahmat untuk kemuliaan yang diberikan Allah SWT,” kata Dian.
Untuk Pameran Karya Seni Guru sendiri, menurut Dian, penting bagi para pendidik sebagai ungkapan kreativitas dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman. Karya-karya yang dipamerkan bukan hanya hasil kreativitas, melainkan juga memiliki nilai filosofi yang dapat dijadikan pedoman.
Sementara, Ketua Penyelenggara Edi Supardi mengungkapkan, bahwa Teater Sado dengan pendiri almarhum Aan Sugianto Mas lahir pada tahun 1997 dan bermarkas di Jalan Otista, Sawah Waru. Sebelumnya, teater ini adalah teater kampus, namun pada awal tahun 1998 menjadi teater latihan di luar kampus.
Untuk menghasilkan karya dalam sebuah teater, diperlukan latihan, pemikiran, penghayatan akan sebuah peran, bukan sebatas pementasan. Dalam teater, dituntun memiliki kerja kolektif, gotong royong dan latihan tidak bisa diartikan sebagai hal yang sederhana. Sehingga Edi memandang, Manusia Sado harus memiliki sikap di panggung kehidupan yang sesungguhnya, yang akan menjadi nilai budaya luhur yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Edi menjelaskan, buah dari pemikiran dan gagasan Aan Sugianto Mas telah melahirkan mahakarya antara lain, Bimbang Dewi Lara, Dialog Rama-Rahwana, Dedes, Ada Mayat Kentut, Sandiwara Negeri Orang-orang Negeri Dangdut, Lelaki Tua dan Ibu Sepuh Ratu Rita, serta Barok tidak Tahu, sebab tidak pernah.
“Sebagai generasi penerus dari Teater Sado, Kang Ipung membuat sebuah karya Teater Kalayuda, untuk pertunjukan mulai tanggal 9 September hingga 10 Oktober 2023,” jelas Edi. (Yud’s)