Kuningan – Hadirkan budayawan, Dewan Kebudayaan, Paguyuban Pasundan, dan tokoh penting lainnya, DPD Korps Alumni KNPI Kuningan gelar acara Ngaguar Sajarah Jeung Kabudayaan Kuningan Mangsa Bihari Nu Kakubur Mangsa Kiwari, Rabu malam (6/9/2023), di RM Saung Ma Nioh, Jl. Dr. Ir. Soekarno, Winduherang, Kecamatan Cigugur.
Sekretaris Daerah Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si yang juga merupakan Ketua DPD Korps Alumni KNPI Kuningan menjelaskan, melalui acara tersebut diharapkan dapat merenungkan perjalanan sejarah dan kekayaan budaya Kuningan dari masa ke masa, hingga saat ini.
“Hal ini penting, sebagai upaya menjaga dan menghargai peninggalan warisan budaya dari para pendahulu,” jelas Dian.
Dian menuturkan, kegiatan ngawangkong sejarah dan budaya malam itu memberi atmosfir yang hangat dan menyegarkan, karena banyak pengetahuan sejarah terlontar sebagai reperensi baru. Kendati, sudut pandang yang berbeda-beda, namun ngawangkong tentang sejarah dan budaya Kuningan menjadi pembahasan yang sarat dengan makna.
Pada pelaksanaanya, ngawangkong tentang sejarah dan budaya Kuningan ini bertutur tentang berbagai pembahasan seperti, seputar budaya apa yang ditonjolkan di Kuningan, bagaimana pemeliharaan cagar budaya, bahasa wewengkon Kuningan, tentang hari jadi Kuningan, Kuningan dari masa ke masa, asal usul nama Kuningan, Dangiang Kuning dengan Dangiang Kaweningan, Sang Adipati Kuningan sebagai kepala daerah pertama, hingga penataan ruang di Kuningan sejak dahulu.
Dalam kesempatan itu, salah satu undangan Dani Nuryadin mengungkapkan harapannya, agar acara ngawangkong tersebut tidak hanya sebatas selasai setelah acara beres, tetapi ada hasil yang bisa dijadikan referensi, seperti Kamus Bahasa Indung wewengkon Kuningan yang bisa diperoleh oleh seluruh masyarakat Kuningan.
“Namun, terus terang saya suka dengan acara berkonsep lesehan ngariung seperti ini, karena terasa lebih komunikatif, ketimbang diselenggarakan secara formal,” ungkapnya.
Tampak hadir di gelaran acara tersebut Wakil Bupati Kuningan, Ketua DPRD Kuningan, Kepala Perangkat Daerah terkait, Dewan Kebudayaan, Dewan Penasehat DPD Korps Alumni KNPI Kuningan, Paguyuban Pasundan, Prof. H. Didin Nurul Rosyidin, M.A. Sejarawan Tendy Chaskey, perwakilam dari universitas, perguruan tinggi, PGRI, Banom NU, tim Cagar Budaya, organisasi kemahasiswaan, dan lainnya.
Sementara, suasana ngawangkong sendiri terasa demikian natural, apalagi didukung kondisi semi alam terbuka dalam konsep penataan anyaman bambu, pendopo kayu, diwarnai dengan suguhan seuseupanan bertemankan iringan musik tradisional dengan konsep lesehan. Sehingga, tak terasa ngawangkong yang sarat makna itu, akhirnya dipungkas tepat pukul 24.00 WIB. (Yud’s)