Kuningan – Bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Komunitas Eco Enzyme, Mahasiwa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Desa Babakanjati gelar acara edukasi dan praktik Eco Enzyme, di Balai Desa Babakanjati, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan, pada Rabu (23/8/2023).
Menurut perwakilan kelompok mahasiswa KKN-T UPI Egi Muhamad Zaki, tujuan dari kegiatan Edukasi dan Praktik Eco Enzyme terhadap masyarakat Desa Babakanjati tersebut untuk mengurangi sampah rumah tangga, dan memperkenalkan cara memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi bahan yang berguna.
Egi mengungkapkan, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang penyumbang sampah terbesar di dunia. Sampah adalah sisa kegiatan manusia yang berwujud berupa zat organik maupun anorganik. Pada tahun 2023 jumlah sampah yang dihasilkan oleh Masyarakat Indonesia yaitu sekitar 68,5 juta ton, tercatat sampah yang paling dominan adalah sampah sisa makanan atau sampah rumah tangga.
“Mahasiswa KKN-T UPI mencoba mencari solusi dari permasalahan kondisi sampah rumah tangga yang semakin hari semakin menumpuk. Untuk itu, kami mengadakan edukasi dan praktik edukasi Eco Enzyme kepada masyarakat Desa Babakanjati, sebagai cara memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi bahan yang berguna,” ungkap Egi.
Ditegaskan Egi, acara yang merupakan langkah nyata dalam memerangi masalah sampah di Indonesia, khususnya di Desa Babakanjati itu diharapkan akan membantu masyarakat dalam memanfaatkan hal yang dianggap tidak berguna, menjadi sebuah potensi untuk kesejahteraan.
“Diharapkan, pengetahuan yang diperoleh masyarakat Desa Babakanjati melalui kegiatan ini akan membantu mereka dalam penanggulangan sampah, serta memanfaatkannya secara optimal. Sosialisasi dan praktik Eco Enzyme ini merupakan salah satu langkah penting dalam upaya bersama untuk mengatasi sampah dan mencapai kesejahteraan yang lebih baik di Desa Babakanjati. Inisiatif seperti ini memperlihatkan komitmen yang nyata dalam memperbaiki pola konsumsi dan kehidupan serta memberikan inspirasi bagi masyarakat lainnya,” ujar Egi.
Sementara, Penasihat Komunitas Eco Enzyme Ir Dendi saat menyampaikan materi menjelaskan, bahwa penggunaan Eco Enzyme diperlukan untuk mencegah perubahan iklim, khusunya pemanasan global. Dikarenakan kondisi di Indonesia sekarang sudah masuk kedalam kategori darurat, maka Eco-enzyme diperlukan untuk alam yang berkelanjutan di 2030.
Selain itu, lanjut Dendi, banyak manfaat yang didapat diantaranya, memperbaiki kualitas lingkungan, menggantikan pembersih kimia sintesis, membantu mengatasi dampak bencana alam, mendukung pertanian, menghemat pengeluaran, peluang mengembangkan organik, meningkatkan kesehatan produk turunan. Serta memacu kreatifitas.
“Disamping itu, Eco Enzyme yang dalam pemakaianya hanya sedikit, yakni 1 mililiter (ml), dengan perbandingan 1:1000 juga bermanfaat untuk mencegah hama pertanian yang benar. Menjaga lingkungannya dulu, kebersihannya, space sawah harus bersih dulu dari gulma, lalu irigasi, bajak dan membuat kompos dapat menggunakan Eco Enzyme,” jelas Dendi.
Saat Ir. Dendi menyampaikan sosialisasi, demonstrasi pembuatan larutan Eco Enzyme dilakukan Gina (Bunda Gina), Ketua Komunitas Eco Enzyme. Disana terpaparkan, pembuatan Eco Enzyme memerlukan bahan-bahan berupa gula, kulit buah (bahan organik) dan air dengan perbandingan 1:3:10.
Cara pembuatan nya yakni dengan mencampurkan ketiga bahan tersebut dengan memperhatikan formula perbandingannya. Dicampurkan kedalam wadah yang didalamnya dilapisi plastik. Setelah semua bahan tercampur lalu aduk merata, tahapan berikutnya adalah fermentasi selama 3 bulan atau lebih. Semakin lama waktu fermentasi maka akan semakin baik kualitas dari Eco Enzyme. Setelah difermentasi jika hasilnya berupa larutan yang berbau harum maka Eco Enzyme tersebut kualitas nya bagus. (Yud’s)
Mudah-mudahan kesadaran dan pola pikir masyarakat bisa berubah dengan memanfaatkan sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair dan pupuk organik padat dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia.Tapi kalau boleh memberikan masukkan Eco enzym boleh di tambah trichoderma, air cucian beras, air kelapa, dan nanas apalagi di tambah usus ikan nila bisa jadi eco enzym super, jadi dengan tambahan bahan tersebut tidak usah nunggu 3 bulan 21 hari sudah jadi eco enzym/Em-4.Programkan juga alat komposter untuk di rumah2 kalau bisa komposternya otomatis sudah ada pencacah dan pengaduk dengan program IOT.Karena permasalahan yang dihadapi masyarakat adalah males, ngak mau ribet, dan cari yang simple.Rata2 hanya berjalan sebentar.Apalagi tidak ada yang mendampingi dalam pengolahan sampah dari mulai star sampai aplikasi.