Dikemas Dalam Gelaran Festival Budaya, IPPMK Jadetabek Gali Lebih Dalam Kekayaan Sastra Sunda

Berita Wisata Seni & Budaya

Kuningan – Alunan musik tradisional iringi tarian Pangjajap, tampil sebagai pembuka dengan penerangan cahaya obor, diantara ornamen desain bambu, berhias berbagai anyaman ciri khas RM Kopi Hawu, lokasi digelarnya Festival Budaya yang digagas Ikatan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Kuningan (IPPMK) wilayah Jadetabek dengan mengusung tema Pangeran Wawacan Menggali Kekayaan Sastra Sunda, pada Minggu malam (20/8/2023).

Acara yang merupakan upaya menggali lebih dalam kekayaan sastra Sunda dengan diisi diskusi publik meruwat dan merawat bahasa daerah melalui pemuda pemudi di era modern itu dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Kuningan Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si, dengan menampilkan narasumber, Sejarawan Dr. Tendi, S.Pd, ST, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Emup Muplihudin, S.Pd, dan Dosen STKIP Muhammadiyah Kuningan Opah Ropiah, M.Pd, serta dihadiri pula oleh Dewan Pembina IPPMK, Yusup Oblet dan Iim.

Beberapa poin penting disampaikan Sekda Dian meliputi, multi kultural dan ragam budaya termasuk bahasa daerah yang harus diapresiasi bersama, karena merupakan kekuatan suatu bangsa, terutama pentingnya merawat dan melestarikan bahasa daerah di era modern melalui peran pemuda dan mahasiswa.

Selain itu, mengatasi rasa malu dalam berbahasa ibu, menjadi demikian penting seiring keprihatinan terhadap fakta, bahwa generasi milenial cenderung enggan dan merasa gengsi menggunakan bahasa daerah, sehingga jika pelestarian bahasa daerah tidak dilakukan, maka akan menghadapi kepunahan. Sehingga, menurut Dian, disinilah pentingnya menjunjung tinggi adat istiadat dan bahasa indung.

“Saat ini terjadi persepsi yang salah, jika bahasa asing menjadi demikian penting, tanpa memperhatikan pentingnya mempertahankan bahasa daerah. Harusnya seimbang, agar 700 bahasa daerah di Indonesia, termasuk bahasa Sunda tidak terlupakan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga dan melestarikannya, karena bahasa daerah menyimpan makna sebagai bagian dari jati diri suatu daerah,” tutur Dian.

Untuk itu, Dian juga memberikan apresiasi atas itikad IPPMK yang telah menginisiasi penyelenggaraan kegiatan Festival Budaya tersebut, karena bisa menjadi harapan baru dalam upaya pelestarian bahasa daerah.

“Bahasa daerah perlu dilestarikan kembali di mana pun kita berada, sebagai bentuk cinta terhadap warisan budaya,” ucap Dian.

Ungkapan rasa syukur disampaikan Ketua IPPMK wilayah Jadetabek Alfath Hidayatullah pada kesempatan itu, karena Festival Budaya yang menyajikan berbagai kegiatan, mulai lomba esai, lomba nyanyi Pop Sunda, dan diskusi publik, dengan tujuan mendorong pemuda dan mahasiswa untuk menjaga dan mempertahankan kekayaan bahasa daerah, terutama di era modern yang penuh gejolak modernisasi itu bisa terselenggara dengan sukses.

“Diskusi ini memberikan kesempatan untuk membahas pentingnya melestarikan bahasa daerah di era modern. Dan IPPMK berkomitmen untuk terus membangkitkan kesadaran akan warisan budaya dan bahasa daerah dalam menghadapi perkembangan zaman yang dinamis,” ungkapnya.

Sementara, Dewan Pembina Adang Romadona mengatakan, meskipun acara tersebut berlangsung sederhana, namun memiliki makna yang dalam dan memberikan kontribusi penting, sekaligus pengingat, bahwa dimanapun berada, harus tetap menghormati, serta memberikan pengabdian kepada daerah, sesuai peran masing-masing.

“Jangan sampai kita melupakan pentingnya menjaga budaya adat Sunda, yang mengedepankan sikap sopan santun, ramah, serta hormat terhadap orang tua,” tandasnya. (Yud’s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *