Kuningan – Ratusan murid dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK, dan MA se-Kabupaten Kuningan ikuti event Publikasi Museum Gedung Naskah Linggarjati yang digelar Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdilbud) Kuningan, dari Selasa hingga Rabu (15-16/8/2023).
Acara yang mengusung tema “Optimalisasi pemanfaatan Museum Linggarjati sebagai bagian dari pembelajaran yang kontekstual, kreatif, edukatif, dan berkebhinekaan global menuju Merdeka Belajar” itu dibuka Kepala Disdik Kuningan Uca Somantri, M.Si di halaman Gedung Perundingan Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Selasa (15/8/2023).
Diterangkan Subkor Cagar Budaya dan Permuseuman Disdikbud Kuningan Rusim Puadi, S.Pd, yang juga merupakan Ketua Panitia, bahwa beberapa tujuan ingin dicapai dalam kegiatan tersebut diantaranya, memperkenalkan lebih dini keberadaan Museum Perundingan Linggarjati terhadap peserta didik tingkatan SD, SMP, dan SLTA, mengoptimalkan fungsi museum sebagai bagian sarana belajar bagi peserta didik, menstimulus mindset para peserta didik dalam menanamkan jiwa patriotisme kebangsaan, serta mensinergikan pihak satuan pendidikan dengan pihak museum sebagai bagian sumber sejarah.
“Tentunya melalui kegiatan ini kami ingin mendapatkan manfaat bisa menumbuhkembangkan rasa bangga sebagai warga Negara Indonesia, dan masyarakat tidak melupakan sejarah,” terang Rusim.
Rusim mepertinci, beberapa kegiatan terangkai dalam acara yang merupakan bagian dari Program Publikasi Museum itu, pertama Cerdas Cermat Kebangsaan tingkat SMA, SMK, dan MA se Kabupaten Kuningan, dengan mengambil tempat di Aula Auditorium Linggarjati.
Kedua, Story Telling bagi pelajar SMP dan MTs, yaitu lomba pidato dalam bahasa Inggris, dengan substansi pidato berkenaan dengan sejarah Museum Linggarjati, mengambil venue perlombaan di panggung utama yang dipakai dalam prosesi pembukaan, atau di halaman Gedung Perundingan Linggarjati. Dan ketiga Belajar di Museum untuk para murid SD, berlokasi di taman dan Gedung Perundingan Linggarjati.
Senada dengan Rusim, Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Kuningan Emup Muplihudin, S.Pd mengungkapkan, kegiatan Publikasi Museum Gedung Naskah Linggarjati merupakan tugas, sekaligus tanggung jawab, dirinya secara pribadi, maupun institusi dalam melestarikan, serta memberikan pemahaman tentang warisan sejarah kepada generasi muda.
Acara tersebut juga, kata Emup, merupakan hari pertama dalam rangkaian kegiatan gelar budaya Kabupaten Kuningan yang dilaksanakan Bidang Kebudayaan Disdikbud, yang kemudian akan berlanjut hingga bulan September 2023.
“Setingan acara hari pertama, kita sengaja bekerjasama dengan Yayasan Merah Putih bersama sejumlah komunitas yang menggelar Gebyar 10.001 Bendera Merah Putih, mudah mudahan rasa, penglihatan, kemudian esensi itu memiliki hubungan yang erat dengan bulan kemerdekaan, dengan Hari Kemerdekaan RI yang ke-78,” katanya.
Emup menjelaskan, berbagai kegiatan yang akan digelar hingga September tersebut mulai dari berpartisipasi pada acara Riksa Budaya di Majalengka, babarit dan karnaval budaya dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Kuningan, hingga turut serta kirab budaya di Provinsi Jabar dalam rangka penutupan West Java Festival, atau pekan kebudayaan daerah Jawa Barat, serta berbagai kegiatan lainnya yang bersifat lebih mendekatkan kembali budaya warisan nenek moyang kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
“Paling pokok dari rangkaian kegiatan ini adalah kita punya tugas untuk melaksanakan tanggungjawab sebagai pewaris sejarah dan budaya, itu yang pertama. Yang kedua, mengenalkan kembali atau menstimulasi anak-anak muda untuk tidak saja gandrung dengan seni-seni yang sipatnya kontemporer, tapi juga seni seni tradisi dan konfensional, sehingga anak anak bisa lebih menjiwai, serta lebih menyukai,” jelasnya.
Sementara, Kadisdik Kabupaten Kuningan Drs. H. Uca Somantri, M.Si dalam sambutannya menegaskan, kegiatan Publikasi Museum Gedung Naskah Linggarjati yang dilaksanakan langsung di lokasi gadung tersebut, serta bertepatan dengan bulan lahirnya kemerdekaan Republik Indonesia, yang merupakan tonggak sejarah bangsa, seakan meng-upgrade kembali ingatan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya.
“Dan rangkaian kegiatan yang mengedukasi para peserta didik akan pentingnya arti sejarah dan budaya, mengandung maksud, agar generasi muda bisa menyesuaikan dengan tuntutan era teknologi, tetapi tetap memiliki rasa cinta dan kebanggaan yang kuat terhadap tanah kelahirannya, berikut sejarah juga kebudayaan warisan dari nenek moyang bangsa ini,” tandasnya. (Yud’s)