Apa Perlu Etika Dalam Pemilu?

Artikel Parlementer

Standar demokratis pemilu internasional mengharuskan adanya pemilu berintegritas. Untuk mencapai pemilu yang berintegritas para petugas penyelenggara pemilu dan administrator pemilu menataati segala bentuk aturan mainnya. Hal ini sejalan dengan yang di ungkapkan oleh  Nur Hidayat Sardini (2016) bahwa Parameter integritas penyelenggara pemilu yaitu; mentaati prinsip-prinsip dasar dan etika penyelenggara pemilu, jujur, terbuka dan amanah.

Integritas pemilu tidak hanya disumbangkan oleh penyelenggara pemilu saja. Melainkan,  para peserta pemilu dan pemangku kepentingan pemilu (steakholder) juga mengindahkannya. Hal ini guna mencegah terjadinya kekacauan, persengketaan dan pelanggaran-pelanggaran pemilu lainnya.

Setiap manusia yang sehat secara rohani, memiliki sikap moral dalam menghadapi keadaan yang menyertai perjalanan hidupnya. Sikap moral ini merupakan wujud konsekuensi setiap individu dalam mengontruksi sikapnya yang sesuai dengan norma dan tentu tidak menimbulkan beragam kerugian di tengah masyarakat.

Etika mempunyai fungsi fundamental dalam mengawal kehidupan bermasyarakat dan benergara, tentu salah satunya dalam penyelenggaraan pemilu sebagai sarana pesta demokrasi bangsa Indonesia. Setiap bangsa harus menunjukkan sikap dan perilaku etikanya. Sikap dan perilaku dapat menentukan kuat atau tidaknya kehidupan berbangsa dan bernegara.

Urgensi menerapkan etika pada pemilu oleh segala pihak inilah yang mampu memberikan atmosfir saling menghormati, menghargai dalam mewujudkan hak dan kewajibannya. Etika dapat mencerminkan penyelenggaraan pemilu benar-benar mempertimbangkan kepentingan masyarakat luas, tidak saja mengejar hasil formalitas pesta demokrasi yang berupa angka dan kursi, akan tetapi suatu proses yang benar, bertanggungjawab, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, kejujuran dan kebenaran.

“Diribut runduk padi, dicupak dotuk temenggung, hidup kalau tak berbudi duduk tegak kemari canggung. Tegak rumah karena sendi, runtuh budi rumah binasa, sendi bangsa adalah budi, runtuh budi runtuhlah bangsa – Buya Hamka”

Menurutmu bagaimana?

(Penulis : Prima Salman H H – Petugas Pengawas Pemilu Kecamatan Maleber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *