Kuningan – Sebuah tradisi baru yang dipelopori aktivis lingkungan dan sosial kemasyarakatan Hana Nining (Alm), berawal dari keinginan dirinya untuk menggugah kembali rasa nasionalisme yang dipandangnya mulai memudar di negeri ini, terutama dalam kecintaan terhadap sangsaka merah putih. Maka, sekitar tahun 2016 silam, wanita yang sejak usia muda matang di dunia teater itu bersama komunitas yang dia dirikan berupaya keras mewujudkan impiannya, bisa mengibarkan 10.001 bendera merah putih di halaman Gedung Perundingan Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
“Acara Gebyar 10.001 Merah Putih ini bertujuan agar masyarakat bisa teringat akan perjuangan para pahlawan yang telah rela mengorbankan nyawa dalam merebut kemerdekaan bangsa ini. Saya berharap, seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Kuningan sudi menyumbangkan bendera merah putih, agar Gebyar 10.001 Merah Putih bisa terwujud, sebagai bentuk rasa cinta kita kepada tanah air Indonesia,” demikian diungkapkan Hana Nining, pada tahun 2016 silam.
Kuatnya keinginan, seakan mengalahkan rasa lelah, kecewa, bahkan mungkin malu. Dan, setelah mendapat berbagai ejekan, hinaan, hingga penolakan, akhirnya perhelatan akbar yang tidak bisa dianggap biasa-biasa saja itu tergelar nyata, acara yang mampu mengundang decak kagum dari berbagai kalangan, hingga mereka yang berada tingkat nasionalpun tabik untuk tradisi baru yang lahir tepat pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI ke-71, “Gebyar 10.001 Merah Putih”.
Dan, setelah sang pelopor, Hana Nining, perempuan tangguh kelahiran 10 November 1968 itu meninggal dunia, pada 27 Maret 2022, seakan tak mau upaya yang telah diperjuangkan hilang dan sirna begitu saja, Henny Kurnia Asih, bersama orang-orang yang setia dalam mendampingi Hana Nining berjuang, serta bersama-sama mendirikan Yayasan Jiwa Merah Putih langsung mengambil inisiatif meneruskan tradisi tersebut.
Kini, memasuki bulan Agustus 2023, sejak tanggal 1 Henny sudah bergerak bersama Yayasan Jiwa Merah Putih, komunitas Sarungkun, serta berkolaborasi dengan berbagai komunitas lainnya yang ada di Kuningan untuk mengumpulkan donasi, mempersiapkan, sekaligus menata pemasangan bendera di halaman gedung yang sarat makna pada lahirnya kemerdekaan republik ini.
Henny mengungkapkan, Gebyar Merah Putih adalah kegiatan rutin tahunan, dimana saat ini memasuki tahun ke 8, dan kegiatan ini harus terus berlanjut, tidak boleh berhenti, agar rasa peduli masyarakat pada jasa para pejuang, juga rasa cinta pada tahan air tetap terjaga.
“Disamping itu, saya yakin gelaran ini juga bisa mengangkat citra pariwisata Kabupaten Kuningan, khususnya di segmen wisata sejarah,” ungkap Henny, pada wisesamedia.com, Kamis (3/8/2023).
Untuk pelaksanaan kegiatan, event gebyar dengan modal bendera-bendera lama, dimana sebagian sudah mulai usang itu, menurut Henny, dipercayakan sepenuhnya pada komunitas Sarungkun yang berkolaborasi dengan komunitas lainnya di Kuningan.
“Untuk mengantisipasi hal itu, kami akhirnya membuka donasi bendera. Dan Alhamdulillah, semua jajaran dinas, instansi, serta elemen masyarakat, menyambut baik acara kami, khususnya ada salah satu anggota DPRD Kuningan yang betul-betul memberikan dukungan penuh. Karena mereka juga tahu, dalam kegiatan ini kami sama sekali tidak mencari keuntungan. Disamping itu, semangat kamipun terus terpompa dengan solidnya tim, yang benar-benar saling support, selalu bekerjasama, serta saling bergotong royong dalam segi apapun,” ujar Henny.
Adapun acara yang akan tersaji dalam rangkaian perhelatan Gebyar 10.001 Merah Putih Tahun 2023, kata Henny, diantaranya, lomba puisi, lomba mewarnai, serta tampilan kesenian tari tradisional. (Yud’s)