Kuningan – Masuki musim liburan berbagai kegiatan dilakukan untuk healing, atau refreshing seperti mengunjungi tempat-tempat wisata, atau bagi yang berjiwa petualang, juga mereka yang mencintai alam biasanya diisi dengan camping, atau yang lebih menantang dan sedikit memicu adrenalin seperti mendaki gunung.
Nah melakukan pendakian gunung memang merupakan salah satu kegiatan seru, apalagi jika dilakukan bersama-sama. Tetapi, setiap kegiatan petualangan tentunya memili bahaya tersendiri, baik subjektif, maupun objektif. Jika objektif berasal dari alam itu sendiri, yang kadang tidak bisa diprediksi, bahaya subjektif muncul dari diri sendiri, dimana sebenarnya masih bisa diminamalisir dengan pengetahuan dan persiapan yang baik.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seputar pemicu bahaya subjektif ketika mendaki gunung, khususnya jika berkelompok, atau bersama tim, seperti pembagian beban logistik perlengkapan dan perbekalan, hingga penentuan leader, navigator, dan sweeper, mengingat kemampuan fisik seseorang berbeda-beda.
Untuk itu, saling memahami antar anggota tim sangat diperlukan dan menjadi penting. Apalagi dalam pendakian, setiap pendaki memili ritme berjalan yang berbeda. Perbedaan kemampuan daya tahan tubuh terhadap lingkungan sekitar, seperti suhu, kondisi medan, bahkan vegetasi yang berbeda juga akan menjadi tantangan tersendiri untuk pengelolaannya.
Dan sebagai kunci keberhasilan suatu pendakian yang perlu diperhatikan adalah, respek terhadap alam, terhadap diri sendiri, juga respek terhadap kelebihan dan kekurangan tim, supaya perjalanan menjadi menyenangkan, aman, nyaman, sekaligus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. (***)
