BANDUNG – Desa Laksana, Kabupaten Bandung, merupakan salah satu desa wisata di Jawa Barat yang terkenal dengan objek wisata Kawah Kamojang. Tidak hanya terkenal karena kemolekan alamnya, Desa Laksana juga memiliki banyak usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terus berkembang seperti usaha borondong, kopi, bakso jamur, dan keripik tape.
Meski begitu, UMKM di Desa Laksana masih membutuhkan bimbingan pengelolaan keuangan seperti pembuatan laporan keuangan dan rencana anggaran biaya (RAB) dalam menciptakan usaha yang sehat. Karena itu, tim Pengabdian Masyarakat Community Service Engagement Telkom University menggelar pelatihan (workshop) keuangan UMKM di Desa Laksana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Sabtu (27 Mei 2023).
“Kegiatan ini adalah tahun ketiga kami mengadakan pelatihan di Desa Laksana sejak 2020 lalu. Kali ini kami memberikan workshop pembuatan RAB kepada para UMKM agar dapat mengelola perhitungan keuangan secara efektif,” ungkap Dien Rahmawati, M.T., selaku ketua tim pengabdian masyarakat.
Umumnya, lanjut Dien, pengusaha UMKM kurang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup untuk melakukan perhitungan keuangan dalam berwirausaha/berbisnis, sehingga pengelolaan keuangan usaha menjadi kurang efektif, terlebih sejak terjadinya pandemi Covid-19 sejak 2020 lalu.
Pengabdian masyarakat ini merupakan kegiatan kolaborasi tiga dosen dari Fakultas Teknik Elektro Telkom University, yakni Dien Rahmawati, M.T.; Dr. Achmad Rizal; Wahmisari Priharti, Ph.D.; dan satu dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Fajra Octrina, sebagai narasumber utama.
Menurut Dien, pembuatan RAB juga berfungsi sebagai acuan atau informasi tambahan yang dapat dicantumkan ke dalam proposal usaha yang dapat diajukan kepada para investor, sehingga pelaku UMKM dapat mengembangkan usahanya. Tidak hanya memberikan materi terkait RAB, para peserta juga sekaligus mempraktikkan membuat RAB untuk masing-masing UMKM.
Peserta sangat antusias mengikuti workshop keuangan lanjutan ini, karena pengetahuan mereka terkait RAB semakin meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai post-test yang meningkat dibandingkan dengan pre-testnya.
“Harapan kami setelah mengikuti workshop ini, peserta yang berasal dari 20 UMKM di Desa Laksana bisa mengetahui harga komponen atau bagian pekerjaan sebagai pedoman pengeluaran dalam menjalankan usaha, serta harapannya usaha dapat dijalankan secara efektif dan efisien,” tambah Dien.