BANDUNG – Indonesia merupakan salah satu negara dengan produksi biji kopi terbesar di dunia. Banyaknya kopi di Indonesia berpotensi besar untuk melakukan ekspor dengan volume produksi dan keberagaman jenis. Sayangnya, potensi kopi Indonesia dinilai belum optimal sehingga performa ekspornya hanya menduduki posisi ke-13 saat ini.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) internasional, Fakultas Rekayasa Industri Telkom University (Tel-U) bekerjasama dengan Business Engineering School Saxion University Belanda memberikan pemahaman kepada para mitra petani dan pelaku usaha tentang pentingnya kualitas budidaya kopi agar dapat menembus pasar global.
“Petani kopi di Indonesia khususnya di Jawa Barat harus semakin memperhatikan budidaya pertanian yang baik, sehingga menghasilkan produk kopi berkualitas tinggi,” ujar Dekan Fakultas Rekayasa Industri Dr. Irfan Darmawan dalam opening ceremony abdimas internasional di Gedung Telkom University Landmark Tower (TULT), Selasa 16 Mei 2023.
Abdimas internasional ini digelar secara marathon dalam rangkaian kegiatan selama dua minggu. Tel-U dan Saxion University Belanda sepakat bahwa untuk mengoptimalkan performa ekspor kopi yang sudah ada saat ini perlu melalui sejumlah tahapan yakni: (1) product evaluation and selection; (2) market analysis; (3) asessment terhadap kesiapan ekspor; (4) pengembangan model bisnisnya; dan (5) eksport plan.
“Produk kopi Jawa barat juga harus memenuhi syarat keamanan pangan secara internasional, baik dari pengaruh bahan kimia maupun bahan lain dan juga keamanan pangan dari hama penyakit lainnya,” tambah Irfan.
Menurutnya banyak negara yang menjadi tujuan dilakukannya ekspor kopi, salah satunya adalah Benua Eropa. Belanda, Belgia, dan Jerman menjadi pasar potensial untuk ekspor kopi Indonesia. Uni Eropa saat ini menjadi konsumen kopi dunia terbesar dunia mencapai 2,4 juta ton per tahun atau 24 persen dari total konsumsi kopi dunia.
Belanda, lanjut Irfan, merupakan salah satu pasar potensial kopi Indonesia di Eropa. Nilai ekspor kopi Indonesia pada tahun 2017 tercatat sebesar 9,2 juta dolar AS dengan tren peningkatan selama lima tahun terakhir sebesar 23,4 persen.
“Industri ekspor kopi sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, di antaranya bertambahnya dari sisi pajak, devisa, serta pendapatan negara. Selain itu juga banyak melahirkan wirausaha kreatif seperti barista dan pemilik kedai kopi skala kecil, menengah hingga besar yang dengan kreativitasnya terus melahirkan menu-menu baru,” tandas Irfan.
Kegiatan abdimas internasional kerjasama dengan Saxion University Belanda ini sejalan dengan rencana strategis (renstra) Telkom University sebagai bagian dari program internasionalisasi Tel-U menjadi perguruan tinggi yang mengglobal. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) Telkom University Dr. Kemas Muslim, dan jajarannya yakni Kepala Bagian Penelitian Dr. Faisal Bubiman dan Kepala Bagian Pengabdian Masyarakat Dr. Almaududi Pulungan.
Kegiatan abdimas internasional ini diprakarsai oleh Deden Witarsyah Ph.D selaku dosen di Program Studi S2 Sistem Informasi sekaligus Ketua KK Cybernetics, dan Dr. Dida Diah Damayanti selaku dosen S2 Teknik Industri Telkom University, dibantu oleh dosen dari Saxion University yaitu Dr. Dirk Jan Wegmen dan Dr. Sander Bor, serta mahasiswa-mahasiwa dari Belanda yang berjumlah 11 orang, mitra petani dan UMKM di Kabupaten Bandung seperti CV Trianom Agrotektur dengan nama brand Kadatuan Koffie dan lain sebagainya. (Redaksi)