Kuningan – Raibnya dua spanduk ucapan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan 1444 Hijriah milik ketua MPC Pemuda Pancasila H. Harnida Darius yang merupakan Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) Dapil 1 DPRD dari Partai Golkar, dan Anggota DPRD dari Fraksi PKS Drs. Ikhsan Marzuki, MM, di Perempatan Jagabaya – Pasar Darurat, seakan mulai memperlihatkan peningkatan tensi politik jelang Pemilu 2024 di Kabupaten Kuningan.
Menyikapi kejadian tersebut, Drs, Ikhsan Marzuki, MM memandang, adanya pihak-pihak, bisa tim sukses atau pendukung yang tidak faham arti demokrasi, sehingga mereka main copot spanduk pihak lain yang dianggap merupakan lawan politik yang mereka dukung, dan kejadian itu telah dia koordinasikan dengan Tim Relawan, serta Tim Relawan Harnida Darius.
Menurut Ikhsan, kalau memang spanduk yang dipasang berisi hasutan, permusuhan, sudah seharusnya masyarakat, bahkan aparat penegak hukum mencopot dan mengamankannya. Tapi, kalau spanduk ucapan selamat melaksanakan ibadah saja sudah main copot, ini berarti pendidikan politik kepada masyarakat masih rendah dan perlu terus digalakkan.
Ikhsan menjelaskan, dalam upaya pendidikan politik ke masyarakat dirinya sering menyampaikan, bahwa dalam demokrasi lawan politik merupakan lawan berpikir, beradu gagasan, bukan sebagai musuh, apalagi hingga melakukan tindakan kurang terpuji, seperti dengan menghilangkan spanduk milik lawan politik.
“Kalau kita menganggap lawan politik kita sebagai musuh, maka yang terjadi saling menghabisi. Tapi kalau lawan politik kita anggap sebagai lawan berfikir, lawan beradu gagasan, maka hasilnya justru akan saling menguatkan,” ujar Ikhsan, Jumat (31/3/2023).
Ikhsan berpesan kepada semua pihak, agar tidak ada statemen yang mengklaim menguasai satu wilayah tertentu, sehingga pihak lain tidak boleh masuk. Mengingat, pilihan politik merupakan hak azasi yang tidak bisa dihalang-halangi. Sehingga, jangankan dalam lingkaran masyarakat, dalam satu keluarga pun bisa jadi mempunyai pilihan politik yang berbeda-beda.
“Tahun politik ini justru harus kita jadikan sebagai momentum pendidikan politik bagi masyarakat. Tunjukkan kinerja, kontribusi kita kepada masyarakat. Kalau memang masyarakat sudah melihat dan merasakan kontribusi kita, dengan sendirinya mereka akan sukarela mendukung. Pendekatan ini juga otomatis akan menghindari terjadinya money politic,” tandasnya. (Redaksi)