Komunikasi Bencana Pada Korban Bencana Banjir Bandang

Berita Sosial & Ekonomi

Garut – Kabupaten Garut merupakan wilayah rawan bencana, salah satunya adalah banjir bandang yang pernah terjadi di tahun 2016 silam dan pertengahan 2020 lalu. Untuk itu, tim peneliti dosen dari Telkom University melakukan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) kepada korban banjir bandang yang terjadi beberapa waktu lalu di Kabupaten Garut. Kegiatan FGD ini dilaksanakan pada hari senin, 06 maret 2023 di Kampung Rengganis Garut, Jawa Barat.  Acara ini berlangsung pukul 13:00 WIB sampai dengan pukul 15:00. Kegiatan penelitian ini merupakan salah satu wujud dilaksanakan nya thidharma perguruan tinggi.

Menurut Ketua Peneliti Dr. Tita Melia Milyane yang juga dosen dari prodi Digital Public Relations Fakultas Ekonimu Bisnis Telkom University, bahwa FGD ini bertujuan untuk  menggali tanggapan masyarakat korban bencana banjir serta bagaimana para korban banjir mengatasi dampak banjir.  Sedangkan anggota peneliti lain, Dr. Amalia Djuwita mengatakan bahwa dengan kegiatan,  ingin melihat secara nyata apa yang korban banjir bandang rasakan dan alami. 

Kegiatan ini diikuti oleh beberapa korban terdampak banjir bandang yang sampai kini masih bertahan di tempat tinggal semula bahkan diantara puing-puing bangunan yang sudah tidak utuh lagi. Peserta kegiatan sebagian besar sudah berumur senja,  beberapa diantaranya adalah  pengurus RT dan utusan RW. Antusiasisme terlihat dari sambutan warga Rengganis Utara Rt 03 Rw1 Kelurahan Paminggir Kec.Garut kota ini, diantaranya dengan mengikuti kegiatan sampai selesai dan aktif berpartisipasi dalam forum tanya jawab ini.

Menurut salah satu peserta FGD, Andre, bahwa kegiatan ini sangat berkesan seperti yang dituturkan:  “menurut saya penelitian penelitian seperti ini  membuka informasi yang memberi tahu masyarakat luas tentang keadaan di negeri ini. Orang menjadi tahu bahwa nih ada korban banjir yang masih begini”. Sedangkan peserta lain, Bu Ila menyampaikan bahwa banjir bandang yang mereka alami terjadi secara tiba-tiba, rumah tiba-tiba terendam dan barang-barang terendam dengan kerugian mencapai puluhan juta rupiah.Dalam diskusi ini juga terungkap bahwa perhatian pemerintah ada dilakukan kepada mereka, namun ada beberapa bantuan yang  sampai tidak pada tempatnya, misal bahwa pemerintah memberikan bantuan rumah dengan status hak guna bangunan bagi penduduk setempat, dimana rumah ini ada di lokasi yang berbeda dan aman dari banjir,  namun ada penduduk yang sebelumnya ngontrak di wilayah banjir tersebut ternyata mendapat rumah yang sama. Selain itu, Sebagian besar peserta FGD mengungkapkan bahwa bila banjir kemudian datang kembali, mereka tidak tahu harus bagaimana, hanya bisa pasrah saja.

Para peneliti berharap, kegiatan FGD ini dapat meningkatkan kemampuan kesiapsiagaan bencana bagi peserta, serta dapat segera pulih dari dampak bencana yang telah mereka alami. (Redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *