Bandung – Beberapa bulan ke depan Institut Teknologi Bandung (ITB) kembali akan menerima mahasiswa baru, terdapat rangkaian proses seleksi yang harus ditempuh oleh para calon mahasiswa, agar bisa mendapatkan gelar sebagai mahasiswa ITB. Begitupun sebaliknya, untuk meningkatkan pemahaman bagi para calon mahasiswa baru, pihak ITB mengadakan sosialisasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri, yang dilaksanakan secara daring melalui Zoom, YouTube Live, sehingga siswa dari seluruh Indonesia bisa mengikuti sosialisasi tersebut.
Direktur Pendidikan ITB Dr. tech. Ir. Arief Hariyanto menjelaskan, ITB memiliki tiga kampus diantaranya, Kampus Ganesha Bandung, Kampus Jatinangor Sumedang, dan yang termuda Kampus Arjawinangun, namun meski secara fasilitas gedung belum banyak, tetapi ITB menjamin kualitas pendidikan di setiap kampus sama rata.
Untuk mempertimbangkan program studi yang akan dipilih sendiri, Arif memberi empat dasar yang perlu diperhatikan, pertama minat dan bakat, passion, visi masa depan, serta peluang karier. Dimana, semua itu harus dipillih calon mahasiswa berasal dari keinginan diri sendiri, bukan hanya ikut-ikutan.
Pola penerimaan mahasiswa baru di ITB dipaparkan Arif, dilakukan berdasarkan penerimaan di fakultas/sekolah, atau fakultas/sekolah dan kampus (fakultas-sekolah), atau fakultas/sekolah dan rumpun ilmu (fakultas-rumpun ilmu). ITB juga menerima mahasiswa baru dari level fakultas, artinya mahasiswa bisa memilih program studi setelah menyelesaikan Tahap Persiapan Bersama (TPB) pada tahun pertama.
Sementara, Kepala Subdirektorat Administrasi Penerimaan Mahasiswa Direktorat Pendidikan ITB Irvan Cristiawan, S.T menuturkan, terdapat dua jalur besar penerimaan mahaiswa baru di ITB, yaitu program sarjana reguler, dan program sarjana internasional. Namun, dirinya mempokuskan pembahasan pada sosialisasi program sarjana reguler.
Dan Irvan memperinci, penerimaan mahasiswa baru program reguler tersebut melalui tiga jalur, antara lain program Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP), Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT), dan Seleksi Mandiri ITB (SM-ITB), dimana setiap jalur seleksi memiliki linimasa masing-masing.
“Program SNBP sedikit mirip dengan jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) yang dilakukan beberapa tahun silam. Proses seleksi jalur SNBP didasari oleh prestasi akademik dari nilai rapor. Selain itu, prestasi nonakademik juga ditinjau sebagai poin plus, terutama prestasi nasional dan internasional. Sedangkan bagi mahasiswa yang berminat mendaftar Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) harus menyertakan portofolio seni rupa,” ujar Irvan.
Pada penerimaan jalur SNBP, kata Irvan, secara prinsip seluruh program sekolah, baik SMA, SMK, atau MA sederajat diterima, namun perlu menjadi perhatian, kesesuaian kurikulum dengan ITB perlu menjadi bahan pertimbangan, karena mata pelajaran sangat variatif, sedangkan akademik menjadi poin utama dalam proses seleksi penerimaan ITB.
Selain itu, lanjut Irvan, mekanisme jalur Program SNBP Peminatan tersebut bertujuan untuk mendukung perpembangan ilmu tertentu yang strategis dalam pembangunan Indonesia dan memberikan kesempatan bagi yang memilii keinginan kuat untuk memilih program studi tertentu.
“Calon mahasiswa baru ITB dapat memilih 19 program studi peminatan, dan satu fakultas yang telah disediakan. Dan para calon mahasiswa bisa melakukan pendaftaran selain melalui laman resmi pendaftaran SNBP, juga bisa dilakukan melalui laman pendaftaran dari ITB,” katanya.
Diperinci Irvan, ketentuan dan prosedur penerimaan mahasiswa baru ITB melalui jalur SNBT, proses seleksinya akan dikelola oleh panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB), dimana peserta yang mengikuti SNBT harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
“Terdapat perubahan pada UTBK 2023, pelaksanaan UTBK 2023 tidak lagi tebagi atas kelompok uji saintek dan soshum. Selain itu, materi uji juga akan berbeda,” ungkap Irvan.
Menurut Irvan, selain jalur seleksi yang dikelola oleh panitia terpusat SNPMB, ITB menyelenggarakan jalur penerimaan mahasiswa baru melalui Seleksi Mandiri ITB, atau SM-ITB, dan peserta yang ingin mengikuti SM-ITB harus mengikuti UTBK 2023 terlebih dahulu. Selain itu, terdapat persaratan mengikuti ujian daring dan menyerahkan nilai rapor sejak semester 1 hingga 6. Khusus pendaftar FSRD, akan diselenggarakan ujian keterampilan seni rupa di ITB.
“Penerimaan mahasiswa baru ITB jalur SM-ITB ini dilakukan tanpa subsidi, atau mahasiswa harus bertanggungjawab untuk memenuhi biaya pendidikan di ITB secara mandiri. Tidak banyak subsidi yang disediakan, subsidi hanya diberikan untuk peserta program beasiswa melalui KIP-K, atau dukungan mahasiswa dari daerah 3T,” tandasnya.
Irvan sedikit menambahkan informasi terkait penerimaan mahasiswa baru ITB melalui program sarjana internasional, bahwa nantinya mahasiswa yang diterima di program tersebut harus melakukan internasionalisasi, yakni melakukan kegiatan outbound mobility di unversitas mitra ITB yang berada di luar negeri. Program internasional itupun terbagi menjadi dua kelas, kelas internasional dan jalur internasional. (Yud’s)