Kuningan – Paska beredarnya isu penculikan anak di SDN Kertaungaran, Kecamatan Sindangagung, ditambah diterimanya pesan melalui WhatsApp (WA) dari M (20), warga Kecamatan Sindangagung yang melaporkan kejadian penculikan tersebut, Kapolres Kuningan AKBP Dhany Aryanda langsung melakukan pengecekan ke lokasi kejadian, pada Kamis (26/1/2023).
Dipaparkan Kasi Humas Polres Kuningan, IPDA Endar Kuswanadi, hari Rabu (25/1/2023), sekitar pukul 20.00 WIB, Kapolres menerima pesan WA dari M, yang menerangkan jika M mendapatkan pesan berantai voice note yang didapat dari WAG dengan isi pesan soal penculikan anak di SDN Kertaungaran.
Keesokan harinya, atau pada Kamis (26/1/2023), kurang lebih pukul 08.00 WIB, kata Endar, Kasat Reskrim AKP M. Hafid Firmansyah menghubungi M, untuk menanyakan identitas dari pengirim pesan voice note tersebut.
“Usai dikonfirmasi oleh Kasat Reskrim, M menanyakan kembali siapa pengirim pesan voice note kepada salah satu orang tua murid di SDN Kertaungaran yang tidak diketahui nama aslinya, tetapi biasa dipanggil mamah Rafa. Disitu diperoleh informasi, bahwa voice note tersebut berasal dari pesan berantai,” kata Endar.
Tak hanya sampai disitu, menurut Endar, untuk memastikan kabar tersebut Kapolres bersama Kasat Reskrim, hari itu juga, langsung mendatangi SDN Kertaungaran, kemudian dari Nanan Hermawan, salah satu guru di sekolah itu didapat penjelasan, ketidak benaran kabar penculikan yang beredar.
“Kepada Kapolres Nanan menjelaskan, dalam pesan berantai melalui voice note menyebutkan terjadi penculikan terhadap dua murid SDN Kertaungaran yang bernama Nizar dan Hilan, sedangkan di sekolah tersebut tidak ada murid dengan nama itu. Sekaligus Nanan mengegaskan, jika di sekolah tempat dia mengajar tidak pernah terjadi penculikan anak, dan isu yang beredar hanyalah hoax,” ujarnya.
Endar menuturkan, pada kesempatan itu Kapolres menghimbau kepada para guru, juga orang tua murid di SDN Kertaungaran, agar jangan cepat percaya tehadap kabar yang beredar, harus dicek dahulu kebenarannya, terutama pada kabar-kabar yang bersifat meresahkan masyarakat.
“Kapolres juga meminta kepada para orang tua murid, untuk mengedukasi putra putrinya, supaya jangan percaya kepada orang asing yang belum dikenal. Dan kepada para guru, Kapolres berharap untuk selalu menjaga benar para anak didiknya,” tutur Endar. (Yud’s)