Kuningan – Setelah sebelumnya sempat geger modus penipuan melalui akun WhatsApp yang mencatut nama Wakil Bupati Kuningan HM. Ridho Suganda, kini heboh lagi dengan beredarnya akun palsu yang mengatasnamakan Sekretaris Daerah H. Dian Rachmat Yanuar.
Ketika mengatasnamakan Wabup Kuningan, pelaku mengaku telah melakukan transfer uang sebesar Rp. 18 juta pada salah satu bank yang ditujukan untuk sebuah yayasan yang ada di Kuningan, tetapi ketika diccek atas nama rekening sepenerima, ternyata tidak ada uangnya, dan canggihnya, bukti transfer dikirim seolah-oleh asli.
Sedangkan yang baru terjadi, dengan mengatasnamakan H. Dian Rachmat Yanuar, pelaku mengaku melakukan transfer pada nomor rekening Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitul Mu’minin sebesar Rp. 28 juta, namun kenyataannya tidak ada uang yang masuk sama sekali.
Menyikapi kejadian tersebut, Wakil Bupati Kuningan HM. Ridho Suganda menghimbau, agar masyarakat jangan percaya jika ada yang menjanjikan iming-iming anggaran, dengan syarat harus menyetorkan uang terlebih dahulu, karena setiap penganggaran resmi pemerintah ada ketentuan adiministrasi yang wajib dipenuhi.
“Begitu juga jika ada yang mengaku transfer memberikan bantuan kepada salah satu lembaga, agar dicek kembali penerimanya. Hal ini utuk menghindari hal yang tidak diinginkan, seperti kejadian belum lama ini” ungkapnya.
Pria yang akrab disapa kang Edo ini menegaskan, agar masyarakat lebih berhati-hati, serta waspada terhadap modus baru penipuan, transfer kepada salah satu yayasan, karena ini dapat dipastikan yang menghubungi merupakan nomor palsu, sehingga siapapun tidak perlu menanggapinya, dan itu adalah hoax
Kepada para pemimpin pondok pesantren, lembaga, yayasan pendidikan, ketua panitia pembangunan tempat ibadah, Edo mengingatkan, supaya sangat mewaspadai terhadap oknum yang tidak bertanggungjawab, yang beroperasi dengan menyasar lembaga-lembaga tersebut.
Hal senada diungkapkan Sekda Kuningan H. Dian Rachmat Yanuar, dan Dian meminta, jika ada yang menghubungi melalui media sosial, seperti WhatsApp, dan lainnya, atau lewat telepon yang memberikan informasi sebagai penerima bantuan hibah, dan jenis lainnya dengan mengatasnamakan pejabat, supaya tidak langsung percaya, karena prosedurnya tidak seperti itu.
“Lakukan dahulu cek and ricek kepada pejabat bersangkutan, atau ke kantor, maupun stafnya untuk mengkonfirmasi keberadaanya. Apalagi dalam modus penipuan, biasanya nomor telepon yang dipergunakan biasanya berbeda-beda. Dan jika kita kembali menemukan adanya indikasi penipuan melalui nomor WhatsApp palsu, atau melalui Medsos lainya, segera laporkan kepada pihak berwenang,” tandas Dian. (Yud’s)