Menyoal Capres Dan Cawapres Di Pilpres Tahun 2024 (Andai Ada Pilpres 2024) – Bagian 8 (Penutup)

Artikel Pilihan

Penulis : Awang Dadang Hermawan (Pemerhati intelijen, sosial, politik dan SARA)

  1. Para petinggi Parpol, khususnya yang memiliki keterwakilan di DPR RI sudah bisa dipastikan sedang bekerja keras untuk bertanggungjawab agar Pilpres Tahun 2024 bisa terlaksana dengan “Langsung, umum, bebas dan rahasia”, kendati tidak mudah jika harus menghadapi AGHT (Ancaman, Gangguan, Hambatan dan Tantangan). Baik itu AGHT dari pihak eksternal, ataupun dari internal partai itu sendiri, dengan berbagai macam bentuk AGHT yang mungkin saja bisa terjadi. Misalnya, ada yang memprediksi Prabowo Subianto berpotensi memenangkan Pilpres 2024 apabila didampingi Joko Widodo sebagai calon wakil presiden.
  • Grand theorinya untuk dua point ertsebut diatas adalah seperti yang selama ini banyak kajian para akademisi, yaitu situasi dan kondisi geopolitik, ekonomi dan strategi pertahanan dan keamanan global akan mengarah kepada target operasi chaos (TOC), karena jika dikaitkan dengan perang Ukraina sepertinya hampir pasti akan menuju PD III, dan itu artinya “Mungkin saja” senjata nuklir akan digunakan berterbangan sesuai target.

Ketika kemudian itu terjadi, maka tidak akan ada negara-negara yang butuh pemilu Pilpres juga Pileg, karena prioritas semua negara akan bergeser menjadi ‘bagaimana rakyat itu bisa bertahan hidup ?’.

Tahun 2023, setidaknya sampai 2025 situasi global akan gelap dalam berbagai bidang kebutuhan untuk bisa bertahan hidup. Prediksi seperti ini sudah banyak para ahli yang menyampaikan, termasuk Bank Dunia, IMF dan SMI. Kondisi mikro di tiap negara tentu berbeda-beda, dan ini akan berpengaruh terhadap cara merespon krisis global yang terus bertambah parah.

  • Apakah mungkin Skenario chaos diIndonesia berpusat pada figur Anies Rasyid Baswedan, yang popularitasnya makin kuat dan susah dibendung ?

Anies Rasyid Baswedan, pendapat saya sebaiknya berpasangan dalam dimensi konteks strategi PAM utuh menyeluruh ; Para petinggi partai Nasdem, Demokrat, PKS, saya hanya menyarankan dalam waktu yang sudah dinggap tepat segera berkoalisi mengusung Anies Rasyid Baswedan untuk Capres RI 1, dan  Muhamad Andika Perkasa utk Cawapres RI 2. Saran saya ini atas dasar kekhawatiran terjadi musibah politik di negara yang demokrasinya AJAIB !

Bila Anies Rasyid Baswedan gagal maju Capres di Pilpres Tahun 2024, karena terganjal oleh partai yang diprediksi akan mengusungnya, oleh sebab terlalu mendalami hasil survei dan gagal membangun koalisi, itu artinya masuk pada Isyarat AGHT tersebut diatas, serta bau format gerakan persekutuan politik kurang normal tidak sedap ini, kini mulai terasa semakin kuat.

Penulisan menyoal Capres/Cawapres di Pilpres Tahun 2024 (Andai ada) bagian ke 8 ini (Bagian Penutup), hendaknya (Jika berkenan) menjadi  “PESAN STRATEGIS” tidak sembarang diabaikan. Sebab apabila hal ini terjadi, sangat besar “kemungkinan” muncul mahluq bernama chaos bisa terjadi.

Mungkin mulai dari batalnya/keluarnya salah satu dari  koalisi tiga Parpol pengusung Anies (Nadem, Demokrat dan PKS) dan mungkin saja, skenario ini yang akan dimainkan oleh the invisible hands menjelang berakhirnya fase mulkan jabbariyyan, mereka akan all out utk mengganjal Anies Rasyid Baswedan Capres berdampingan dengan Muhamad Andika Perkasa untuk Cawapres  di Pilpres Tahun 2024, berapapun ongkos politiknya dan apapun resikonya.

Kemudian, apa mungkin bisa terjadi Anies Rasyid Baswedan Capres, didampingi Cawapres Khofipah Indar Parawansa ?

ANIES tidak punya partai untuk maju Capres, hanya Nasdem yang full hadirkan Anies, sementara Demokrat dan PKS masih bermain strategi untuk menemukan kesepakatan tertentu dan terbaik.

Apa mungkin Jenderal Purn Muldoko muncul Capres didampingi Puan Maharani Cawapres, diusung PDIP yang sudah terpenuhi PT 20% ? Apalagi kalau ada partai yang ada keterwakilannya di parlemen ikut serta bergabung dgn PDIP.

Hal itu mungkina bisa saja terjadi. Apapun yang terjadi dalam konteks perubahan kepemimpinan nasional. Pesan moral saya adalah, “Persatuan Indonesia kini sudah masuk ke wilayah KEBUTUHAN RAKYAT INDONESIA. Hadanallahu Waiyyakum Ajma’in

Awang Dadang Hermawan (Pemerhati intelijen, sosial, politik dan SARA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *